Gunadarma University

Selasa, 24 Juni 2014

Hidupmu, Tanggung Jawabmu!

Manusia dan tanggung jawab memang tidak dapat dipisahkan. Setelah saya pikir-pikir, bukan hanya manusia dewasa yang harus menjalankan tanggung jawabnya. Tanpa kita sadari, sifat tanggung jawab ternyata sudah tertanam pada diri kita sejak kecil. Saat kita mulai duduk di bangku sekolah, guru-guru di sekolah selalu mengingatkan tugas utama kita sebagai pelajar adalah belajar. Ya, belajar merupakan salah satu tanggung jawab kita sebagi pelajar untuk mendapatkan nilai yang baik di sekolah. Selain belajar, kita juga diberikan PR (pekerjaan rumah) yang wajib kita kerjakan untuk nantinya dikumpulkan ke guru pada waktu yang ditentukan.

http://4.bp.blogspot.com/-9X1ezOTXc-w/UumKbRy44uI/
AAAAAAAAABU/-KcpnVJTbtw/s1600/IMG_1035.JPG

Dengan ini, sebenarnya secara tak langsung, sejak kecil kita sudah dibiasakan untuk selalu bertanggung jawab atas apa pekerjaan yang diberikan kepada kita. Berhubung topik kita kali ini manusia dan tanggung jawab, saya akan menjelaskan terlebih dahulu pengertian yang lebih konkret tentang tanggung jawab.

A. Pengertian Tanggung Jawab

Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. 

Berhubung saya masih berstatus sebagai mahasiswa dan belum mempunyai pekerjaan, jadi saya fokus untuk melaksanakan tanggung jawab saya sebagai mahasiswa. Tugas utama atau bisa dibilang tanggung jawab saya sebagai mahasiswa masih sama dengan pelajar di sekolah, yaitu belajar.

Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk pihak lain. Maka dari itu, saya membagi lagi keperluan dan tanggung jawab saya menjadi beberapa macam:

a. Tanggung jawab terhadap Diri Sendiri

Menurut sifat dasarnya manusia adalah makhluk bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi. Maka dari itu, tanggung jawab terhadap diri sendiri juga perlu kita sadari. Hal-hal yang bersifat pribadi seperti cita-cita atau harapan tentunya hanya diri kita sendiri yang dapat memikirkan dan mewujudkannya.

Saya pribadi sebagai mahasiswa tentu memiliki harapan dan cita-cita. Saya ingin menyelesaikan kuliah dalam 4 tahun ini, lalu mendapatkan pekerjaan yang layak, kemudian berkeluarga. Tentu untuk mewujudkan semua itu dibutuhkan tanggung jawab terhadap apa yang saya kerjakan sekarang. Nilai-nilai akademik saya merupakan tanggung jawab penuh dari diri saya sendiri. Berapapun nilai-nilai yang saya dapatkan, itu menggambarkan usaha dan tanggung jawab saya sendiri, bukan orang lain. Maka dari itu, saya berusaha untuk belajar dengan giat selama kuliah ini agar hasilnya dapat saya petik di kemudian hari.

b. Tanggung jawab terhadap Keluarga

Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Sebagai anak, saya sangat bersyukur dapat diberikan kesempatan untuk kuliah oleh orang tua. Saya sadar saya bukan dari keluarga mampu, bahkan orang tua saya pun harus menjual rumah demi mencukupi biayai kuliah saya. Maka dari itu, saya merasa memiliki tanggung jawab untuk berkuliah dengan sungguh-sungguh dan tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Saya juga merasa memiliki tanggung jawab untuk mendapatkan pekerjaan yang layak setelah lulus nanti agar dapat membahagiakan kedua orang tua saya. (walau sampai kapanpun pengorbanan mereka tidak dapat saya balas sepenuhnya)

c. Tanggung jawab terhadap Masyarakat

Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Berangkat dari hal ini, dalam bermasyarakat saya pun memiliki tanggung jawab untuk menjaga kerukunan misalkan antar tetangga. Saya bertanggung jawab untuk menghargai perbedaan yang terdapat di lingkungan sekitar. Karena dengan keharmonisan yang tercipta di lingkungan tempat tinggal, maka kita dapat saling membantu satu sama lain.

d. Tanggung jawab kepada Bangsa/Negara

Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.

Di umur saya yang menginjak remaja akhir, saya semakin menyadari posisi saya sebagai warga negara. Sebagai mahasiswa, belajar bukanlah satu-satunya bentuk tanggung jawab saya terhadap negara. Di usia yang sudah melewati 17 tahun, saya sadar segala tindakan saya yang melanggar hukum dapat dipidanakan. Maka dari itu, menaati hukum yang berlaku di negara ini merupakan tanggung jawab sebagai warga negara.

e. Tanggung jawab terhadap Tuhan

Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.

Saya percaya semua agama selalu mengajarkan hal-hal yang baik yang patut diteladani umatnya. Hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam kitab suci ini hendaknya dijadikan patokan kita sebagai manusia dalam bertindak. Dengan menaati firman-Nya serta menjauhi larangan-Nya, itu merupakan tanggung jawab kita terhadap agama kita masing-masing.


B. Pengabdian dan Pengorbanan

Wujud tanggung jawab juga dapat berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.

a. Pengabdian

Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.

Untuk pengabdian, saya lebih menitik beratkan terhadap Tuhan. Apa yang saya kerjakan di dunia ini, sepenuhnya merupakan tanggung jawab saya terhadap Tuhan saya, baik itu merupakan hal benar maupun salah. Jadi, selama saya hidup di dunia ini, saya akan selalu berusaha sebaik mungkin menjadi pribadi yang berguna bagi kerabat, terutama orang tua saya.

b. Pengorbanan

Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan dapat berarti pemberian untuk menyatakan pembaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih.

Sebagai mahasiswa, bentuk pengorbanan yang paling saya rasakan adalah waktu dan tenaga. Ketika awal masuk kuliah, saya sempat berpikir bahwa berkuliah mungkin sama saja dengan sekolah. Namun, setelah melihat jadwal kuliah yang ada, ternyata kuliah sedikit mengorbankan waktu bermain saya. Ya, beberapa waktu ada jadwal kuliah yang mengharuskan saya pulang petang. Mau tidak mau, saya yang saat sekolah biasa untuk bersantai dan bermain dengan teman-teman saat sore pun mesti belajar.

Namun, saya mensyukuri keadaan ini. Karena hal ini dapat menjadikan saya menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaan apa yang telah saya ambil. Orang bijak juga sering berkata "tiada pengorbanan yang sia-sia". Ya, ini membuat saya yakin bahwa mungkin sedikit pengorbanan dari saya akan terbalaskan dengan suatu hal yang jauh lebih besar di kemudian hari.


Kesimpulan:

Terlepas dari pembahasan yang agak panjang di atas, saya mendapatkan beberapa poin penting. Bahwa dalam hidup, setiap manusia pasti memiliki tanggung jawab bagi hidupnya masing-masing. Dan untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut, manusia perlu mengabdi dan berkorban dalam hidupnya. Hendaknya kita selalu memikirkan segala sesuatunya dalam bertindak, karena setiap tindakan yang kita memiliki konsekuensi. Ingat selalu bahwa hidupmu, adalah tanggung jawabmu!


sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar