Gunadarma University

Sabtu, 21 Mei 2016

Resensi Film Habibie & Ainun

Identitas Film


Judul Film : Habibie & Ainun 
Sutradara      : Faozan Rizal
Produser      : Dhamoo Punjabi & Manoj Punjabi
Penulis         : Ginatri S. Noer & Ifan Adriansyah Ismail
Musik : Tya Subiakto
Produksi       : MD Pictures
Distributor : MD Pictures
Jenis Film : Drama
Tanggal rilis : 20 Desember 2012
Durasi : 118 menit
Negara          : Indonesia
Bahasa         : Bahasa Indonesia, Bahasa Jerman

Poster Film Habibie & Ainun

Pemeran


  • Reza Rahadian sebagai Bacharuddin Jusuf Habibie
  • Bunga Citra Lestari  sebagai Hasri Ainun Habibie
  • Tio Pakusadewo sebagai Haji Muhammad Soeharto
  • Ratna Riantiarno sebagai Raden Ayu Tuti Marini Puspowardojo
  • Mike Lucock sebagai Ilham Akbar Habibie
  • Raditya Argoebie sebagai Thareq Kemal Habibie
  • Vitta Mariana Barrazza sebagai Arlies
  • Bayu Oktara sebagai Jusuf Effendy Habibie
  • Teuku Rifnu Wikana sebagai Sutedja
  • Esa Septian Pramudha Sigit sebagai Habibie muda
  • Marsha Natika sebagai Ainun muda
  • Genthong Hari Selo Ali sebagai Mr. H. Mohammad Besari (Ayah Ainun)
  • Watie Wibowo  sebagai Mrs. H. Mohammad Besari (Ibu Ainun)
  • Mikael Antonius L. sebagai Ilham Akbar Habibie (7 tahun)
  • Fabian M. Yahva sebagai Thareq Kemal Habibie (3 tahun)


Sinopsis

Bacharuddin Jusuf Habibie adalah seorang jenius ahli pesawat terbang yang mempunyai mimpi besar untuk negaranya, Indonesia. Walaupun karirnya di sebuah perusahaan penerbangan Jerman menjanjikan, ia tidak pernah lupa kepada tanah air. Berbakti kepada bangsa Indonesia dengan membuat pesawat terbang mandiri untuk menyatukan Indonesia adalah cita-citanya. Di lain sisi, Hasri Ainun Besari adalah seorang dokter muda cerdas yang dengan jalur karir terbuka lebar untuknya.

Pada tahun 1962, dua kawan SMP ini bertemu lagi di Bandung. Habibie jatuh cinta seketika pada Ainun yang sekarang baginya semanis gula pasir. Ainun pun menyimpan rasa yang sama kepada Habibie. Hari-hari indah pun berlanjut. Dua insan yang sepertinya memang ditakdirkan untuk bersama ini pun mengikat janji suci mereka dalam pernikahan khas adat Jawa. Ainun sadar akan mimpi besar Habibie, sehingga ia pun mengamini permintaan Habibie untuk melanjutkan kehidupan mereka di Jerman.

Memiliki mimpi besar memang tak akan pernah mudah. Habibie dan Ainun tahu akan hal itu. Cinta mereka pun terbangun dalam perjalanan mewujudkan mimpi. Dinginnya salju Jerman, pengorbanan, rasa sakit, kesendirian serta godaan harta dan kuasa saat mereka kembali ke Indonesia mengiringi perjalanan pasangan ini.

Bagi Habibie, Ainun adalah segalanya. Ainun adalah mata untuk melihat hidupnya. Bagi Ainun, Habibie adalah segalanya, pengisi kasih dalam hidupnya. Namun setiap kisah mempunyai akhir, setiap mimpi mempunyai batas. Kemudian pada satu titik, dua belahan jiwa ini tersadar. Mampukah cinta mereka akan bisa terus abadi?

Kelebihan

  • Film ini mengangkat kisah cinta murni dan abadi yang nyata dari Presiden ketiga Republik Indonesia dan ibu Negara. Kisah cinta sejati Habibie dan Ainun menggambarkan kebahagiaan dalam lika-liku kehidupan sesungguhnya. Dan kisah nyata, selalu dapat menarik perhatian penonton karena dapat menjadi refleksi bahwa kisah cinta seperti Romeo & Juliet juga ada pada kehidupan nyata,
  • Akting Reza Rahadian sebagai Habibie sungguh brilian. Beliau sangat menghayati perannya sebagai Habibie. Chemistry yang dibangun dengan Bunga Citra Lestari pun sungguh terasa nyata. Bunga dengan kemampuan aktingnya cukup berhasil memperlihatkan sosok istimewa seorang Ainun.
  • Pemilihan setting tempat dan suasana yang bagus, baik saat pengambilan gambar di Indonesia maupun di Jerman, seakan-akan penonton dibawa pergi menuju masa itu.
  • Ending yang mengharukan dipertontonkan ketika Habibie (asli) menangis di pusara (Almrh) Ainun.
  • Soundtrack film yang diciptakan oleh Melly Goeslaw dan dinyanyikan oleh Bunga Citra Lestari sangat sesuai dengan tema film. Lagunya mengandung lirik yang puitis dan memiliki makna yang dalam tentang cinta.

Kekurangan

Tiada karya yang sempurna, sebuah karya yang sangat spektakuler pun selalu tidak lepas dari kekurangan. Film ini pun menurut saya memiliki kekurangan yang cukup mengganggu, yaitu selain plotnya yang kadang terlalu cepat sehingga mengurangi kenikmatan dramatisasi, adalah make up-nya. Karena make up pemeran utama Habibie (Rezha Rahardian) dan Ainun (Bunga Citra Lestari) yang kurang maksimal, hal ini menyebabkan pemeran anak-anak Habibie dewasa (Mike Lucock dan Raditya Argoebie) tampak jarak umurnya tidak jauh dari Habibie dan Ainun. Hal ini tentu mengurangi visualisasi sosok Habibie dan Ainun dalam film tersebut.

Penilaian

Secara keseluruhan, film ini merupakan film Indonesia berkategori drama yang sungguh brilian. Tidak hanya disuguhi drama percintaan yang mengaduk emosi penonton, namun film ini juga sarat akan pengetahuan sejarah Indonesia, khususnya kisah historis Presiden ketiga Republik Indonesia yang dapat kita teladani.
Rating penulis: 4/5 bintang 


Saran

Saran dari saya sebagai penikmat film tidak terlepas dari kekurangan film ini, yaitu make up yang lebih baik agar umur pemeran Habibie dan Ainun terlihat begitu jauh perbedaannya dari pemeran anak-anak mereka yang dewasa. Semoga di lain kesempatan pihak produksi film ini lebih memperhatikan make up pemeran agar karya film yang dihasilkan selanjutnya lebih baik.


sumber:

1 komentar: